Israel Cegat Kapal Terakhir Armada Global Sumud ke Gaza, Ratusan Aktivis Ditahan
Framing NewsTV - Pasukan Israel kembali menjadi sorotan dunia internasional setelah mencegat kapal terakhir yang tersisa dari Armada Global Sumud, sebuah armada kemanusiaan yang bertujuan menerobos blokade Gaza dengan membawa bantuan bagi warga sipil. Kapal bernama Marinette, berbendera Polandia, yang menjadi kapal terakhir dari armada tersebut, dihentikan secara paksa pada Jumat pagi (3/10/2025).
Dalam video siaran langsung yang beredar di media sosial, terlihat tentara Israel menaiki kapal itu di tengah laut. Penahanan ini menambah daftar panjang tindakan Israel yang dinilai oleh banyak pihak sebagai pelanggaran hukum internasional. Sebelumnya, 43 kapal lain dari armada yang awalnya berjumlah 44 kapal telah lebih dulu disita dan diarahkan ke pelabuhan Ashdod, Israel.
Kronologi Penyergapan Kapal Marinette
Menurut keterangan penyelenggara, Marinette sebelumnya tertinggal dari armada utama karena masalah mesin. Namun, kapten kapal asal Australia, Cameron, memastikan pihaknya tetap berlayar menuju Gaza. Ia menyebut masih ada sejumlah penumpang di kapal, termasuk aktivis asal Turki, seorang perempuan dari Oman, serta dirinya sendiri.
Menurut keterangan penyelenggara, Marinette sebelumnya tertinggal dari armada utama karena masalah mesin. Namun, kapten kapal asal Australia, Cameron, memastikan pihaknya tetap berlayar menuju Gaza. Ia menyebut masih ada sejumlah penumpang di kapal, termasuk aktivis asal Turki, seorang perempuan dari Oman, serta dirinya sendiri.
“Kami tetap melanjutkan perjalanan. Ada sekelompok orang Turki yang tangguh di kapal ini, ada seorang perempuan dari Oman, dan saya sendiri. Kami akan terus berlayar ke arah Gaza,” ujar Cameron.
Sumber dari Armada Global Sumud menambahkan bahwa semangat penumpang di kapal itu tetap tinggi meskipun menghadapi risiko besar. Bahkan, menurut laporan, keberhasilan Marinette tertinggal di belakang sempat membuatnya lolos dari penyergapan pertama. Namun, pada akhirnya, kapal ini dicegat sekitar 43 mil laut atau 80 kilometer dari perairan teritorial Gaza.
Peringatan Israel Sebelum Penahanan
Sebelum momen penangkapan, Kementerian Luar Negeri Israel sudah memberikan peringatan keras bahwa setiap kapal yang mencoba menembus blokade Gaza akan dicegah dengan segala cara. Israel menyebut kawasan Gaza sebagai “zona pertempuran aktif” sehingga tidak ada kapal yang diperbolehkan masuk tanpa izin.
Sebelum momen penangkapan, Kementerian Luar Negeri Israel sudah memberikan peringatan keras bahwa setiap kapal yang mencoba menembus blokade Gaza akan dicegah dengan segala cara. Israel menyebut kawasan Gaza sebagai “zona pertempuran aktif” sehingga tidak ada kapal yang diperbolehkan masuk tanpa izin.
Namun, bagi para aktivis internasional, alasan tersebut tidak bisa diterima. Mereka menegaskan bahwa tindakan Israel justru memperpanjang blokade ilegal yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Armada Global Sumud menegaskan misinya murni kemanusiaan, yakni membawa bantuan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan mendesak bagi warga Gaza yang hidup dalam kondisi serba terbatas akibat blokade.
455 Aktivis dari 44 Negara Ditahan
Setelah penahanan Marinette, penyelenggara mengonfirmasi bahwa seluruh peserta armada kini telah ditahan oleh Israel. Jumlahnya mencapai 455 orang dari 44 negara. Mereka terdiri dari aktivis kemanusiaan, politisi, hingga tokoh lingkungan terkenal.
Setelah penahanan Marinette, penyelenggara mengonfirmasi bahwa seluruh peserta armada kini telah ditahan oleh Israel. Jumlahnya mencapai 455 orang dari 44 negara. Mereka terdiri dari aktivis kemanusiaan, politisi, hingga tokoh lingkungan terkenal.
Salah satu nama yang paling mencuri perhatian adalah Greta Thunberg, aktivis iklim internasional asal Swedia. Selain itu, ada juga anggota Parlemen Eropa, Rima Hassan, yang ikut serta dalam misi ini.
Organisasi hukum dan hak asasi manusia Adalah melaporkan bahwa seluruh peserta ditahan di Penjara Ktzi’ot, sebuah penjara di Israel selatan yang berlokasi dekat Gaza. Pihak Adalah memastikan bahwa para tahanan sudah mulai mendapatkan akses pengacara serta kunjungan konsuler dari perwakilan negara masing-masing.
Kondisi Tahanan dan Aksi Mogok Makan
Meski kondisi fisik para aktivis dilaporkan relatif sehat, sejumlah tahanan memilih melakukan aksi mogok makan sebagai bentuk protes terhadap penahanan ilegal tersebut.
Meski kondisi fisik para aktivis dilaporkan relatif sehat, sejumlah tahanan memilih melakukan aksi mogok makan sebagai bentuk protes terhadap penahanan ilegal tersebut.
Komite Internasional untuk Mematahkan Pengepungan Gaza menyebut bahwa aksi mogok makan ini dilakukan secara terbuka dan berisiko besar, namun mencerminkan tekad kuat para aktivis dalam memperjuangkan kebebasan Palestina.
Di media sosial, beredar video yang memperlihatkan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, mendatangi para aktivis yang ditahan. Dalam video itu, Ben Gvir terlihat berulang kali menuduh mereka sebagai “teroris.”
Namun, para aktivis membalas tuduhan tersebut dengan meneriakkan slogan lantang: “Bebaskan Palestina!”. Adegan itu menjadi simbol perlawanan moral yang kuat, dan banyak pihak menilai nyanyian para aktivis membuat Ben Gvir semakin terpojok.
Reaksi Dunia Internasional
Penahanan ilegal Armada Global Sumud memicu gelombang kecaman internasional. Kantor Hak Asasi Manusia PBB menyebut tindakan Israel ini sebagai perluasan blokade yang tidak sah terhadap Gaza.
Penahanan ilegal Armada Global Sumud memicu gelombang kecaman internasional. Kantor Hak Asasi Manusia PBB menyebut tindakan Israel ini sebagai perluasan blokade yang tidak sah terhadap Gaza.
Bahkan, Presiden Kolombia Gustavo Petro mengambil langkah tegas dengan mengumumkan pengusiran semua diplomat Israel dari negaranya. Ia juga mengumumkan penghentian perjanjian perdagangan bebas dengan Israel sebagai bentuk protes.
Sejumlah organisasi hak asasi manusia dunia menilai langkah Israel ini semakin memperburuk citra internasionalnya. Mereka menekankan bahwa bantuan kemanusiaan seharusnya tidak dihalangi, terlebih dalam situasi darurat di Gaza yang membutuhkan suplai pangan dan obat-obatan.
Armada Global Sumud: Simbol Perlawanan Kemanusiaan
Armada Global Sumud awalnya berjumlah 44 kapal dengan ratusan aktivis internasional. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari aktivis HAM, tokoh lingkungan, mahasiswa, hingga politisi.
Armada Global Sumud awalnya berjumlah 44 kapal dengan ratusan aktivis internasional. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari aktivis HAM, tokoh lingkungan, mahasiswa, hingga politisi.
Misi mereka sederhana namun sarat makna: menembus blokade Gaza dan memberikan bantuan langsung kepada warga Palestina. Keikutsertaan tokoh dunia seperti Greta Thunberg membuat gerakan ini mendapat sorotan media global sejak awal.
Meski seluruh armada kini telah dicegat, penyelenggara menegaskan perjuangan belum berakhir. Mereka berkomitmen untuk terus mencari cara lain agar bantuan dapat menjangkau rakyat Gaza.
Simbol Solidaritas Global
Penahanan 455 aktivis dari 44 negara justru memperkuat solidaritas global terhadap perjuangan rakyat Palestina. Banyak pengamat menilai bahwa misi ini berhasil mengangkat kembali isu blokade Gaza ke panggung internasional.
Penahanan 455 aktivis dari 44 negara justru memperkuat solidaritas global terhadap perjuangan rakyat Palestina. Banyak pengamat menilai bahwa misi ini berhasil mengangkat kembali isu blokade Gaza ke panggung internasional.
Dengan semakin banyak negara yang bersuara, tekanan diplomatik terhadap Israel diperkirakan akan meningkat. Tindakan Kolombia bisa menjadi preseden bagi negara lain untuk mengambil langkah serupa.
Para pengamat juga menilai bahwa tindakan Israel justru berbalik arah menjadi bumerang. Alih-alih melemahkan gerakan solidaritas, penyergapan ini justru memperkuat dukungan moral internasional bagi rakyat Palestina.
Penyergapan terhadap kapal Marinette dan penahanan ratusan aktivis internasional menegaskan kembali kerasnya blokade Israel terhadap Gaza. Namun, di sisi lain, aksi ini justru menjadi sorotan besar yang menghidupkan kembali diskursus global mengenai legalitas blokade tersebut.
Solidaritas internasional yang ditunjukkan melalui Armada Global Sumud menjadi bukti nyata bahwa isu Palestina masih menjadi perhatian dunia. Meski secara militer Israel berhasil menghentikan armada, secara moral mereka menghadapi kecaman luas.
Kini, pertanyaannya adalah bagaimana komunitas internasional akan menindaklanjuti situasi ini: apakah akan tetap diam, atau mengambil langkah tegas untuk menekan Israel membuka akses bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza. (fntv)
Posting Komentar untuk "Israel Cegat Kapal Terakhir Armada Global Sumud ke Gaza, Ratusan Aktivis Ditahan"