Aksi Solidaritas Palestina Padati Kedubes AS Jakarta, Seruan Bebaskan Gaza Bergema
Jakarta, Framing NewsTV - kembali menjadi pusat perhatian pada Jumat (3/10/2025) siang ketika ribuan massa aksi solidaritas untuk Palestina memadati kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, tepat di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS). Dengan semangat membara di bawah terik matahari, mereka mengibarkan bendera Palestina, mengangkat spanduk, serta menyuarakan orasi untuk mendukung rakyat Gaza yang tengah menghadapi blokade dan serangan Israel.
Pantauan Kompas.com pada pukul 14.00 WIB, massa mulai berdatangan dengan membawa atribut solidaritas. Sebuah mobil komando lengkap dengan pengeras suara besar disiapkan untuk menjadi panggung orasi. Suasana semakin hidup ketika bendera Palestina berukuran besar dikibarkan tinggi-tinggi, sementara yel-yel “Free Palestine!” dan “Allahu Akbar!” menggema bersahut-sahutan.
Barisan massa tampak tertata rapi. Menariknya, barisan depan didominasi oleh perempuan, sementara laki-laki lebih banyak berada di bagian belakang. Sebagian besar mengenakan pakaian serba hitam dan putih, dengan syal keffiyeh khas Palestina melilit di leher atau menutupi kepala.
Orasi Menggema dari Mobil Komando
Orasi pertama dibawakan oleh Maryam Rachmayani, delegasi dari Indonesian Global Peace Convoy (IGPC). Dalam pidatonya, Maryam menyoroti penangkapan puluhan relawan kemanusiaan yang tergabung dalam misi Global Sumud Flotilla (GSF) menuju Gaza.
Orasi pertama dibawakan oleh Maryam Rachmayani, delegasi dari Indonesian Global Peace Convoy (IGPC). Dalam pidatonya, Maryam menyoroti penangkapan puluhan relawan kemanusiaan yang tergabung dalam misi Global Sumud Flotilla (GSF) menuju Gaza.
“Ada 43 kapal yang ditutup oleh Israel dan semua penumpangnya ditahan. Alhamdulillah, para pengacara kini mendampingi mereka yang ditahan sekitar 30 kilometer dari Beirut. Mereka berasal dari 40 negara, dan dalam kondisi baik,” ungkap Maryam di hadapan massa.
Ia juga menyebut terdapat dua perwakilan dari Indonesia yang ikut dalam misi tersebut, yakni Wanda Hamidah dan Furqon. Keduanya kini berada di Italia setelah menghadapi sejumlah kendala teknis dalam perjalanan laut dari Barcelona, Tunisia, hingga Yunani.
Maryam menekankan bahwa perjuangan para relawan bukanlah perkara mudah, mengingat mereka harus menempuh perjalanan panjang melintasi Laut Mediterania yang terkenal ganas. “Banyak di antara mereka bukan Muslim, tapi memiliki keberanian luar biasa demi Palestina. Kita yang beragama Islam seharusnya lebih bersemangat membela Masjid Al-Aqsa dan rakyat Palestina,” tambahnya.
Poster, Spanduk, dan Seruan Boikot
Selain orasi, massa aksi juga membawa beragam poster dan spanduk dengan pesan-pesan tegas. Beberapa di antaranya bertuliskan:
Selain orasi, massa aksi juga membawa beragam poster dan spanduk dengan pesan-pesan tegas. Beberapa di antaranya bertuliskan:
“Stop Starving Gaza”
“Boycott Products Supporting Genocide”
“Don’t Stop Talking About Palestine”
“Boycott Products Supporting Genocide”
“Don’t Stop Talking About Palestine”
Spanduk besar yang terbentang juga berisi ajakan untuk memboikot produk multinasional yang dianggap mendukung agresi Israel. Gerakan boikot ini menjadi salah satu bentuk perlawanan damai yang terus digaungkan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Seruan solidaritas tidak hanya berfokus pada penderitaan rakyat Gaza, tetapi juga pada perlawanan simbolis terhadap perusahaan-perusahaan yang dianggap memiliki keterkaitan dengan rezim Israel.
Kehadiran Aparat Keamanan
Di tengah semangat massa yang meluap, aparat kepolisian tampak berjaga di sekitar lokasi. Polisi mengatur arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan parah, mengingat kawasan Medan Merdeka Selatan merupakan salah satu titik sibuk di Jakarta Pusat.
Di tengah semangat massa yang meluap, aparat kepolisian tampak berjaga di sekitar lokasi. Polisi mengatur arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan parah, mengingat kawasan Medan Merdeka Selatan merupakan salah satu titik sibuk di Jakarta Pusat.
Kehadiran aparat juga untuk memastikan jalannya aksi tetap kondusif. Hingga pukul 15.00 WIB, massa masih bertahan di depan Kedubes AS, meneriakkan seruan solidaritas dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
Konteks Global: Flotilla dan Krisis Gaza
Aksi solidaritas di Jakarta tidak bisa dilepaskan dari situasi global, khususnya terkait misi Global Sumud Flotilla. Sebagaimana diberitakan, Israel baru-baru ini mencegat lebih dari 40 kapal flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Armada tersebut melibatkan politisi, aktivis, hingga relawan dari berbagai negara.
Aksi solidaritas di Jakarta tidak bisa dilepaskan dari situasi global, khususnya terkait misi Global Sumud Flotilla. Sebagaimana diberitakan, Israel baru-baru ini mencegat lebih dari 40 kapal flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Armada tersebut melibatkan politisi, aktivis, hingga relawan dari berbagai negara.
Penahanan para relawan ini menuai kecaman internasional, termasuk dari Malaysia, Turki, Afrika Selatan, hingga Indonesia. Dunia menilai bahwa Israel telah melanggar hukum internasional dengan memblokade jalur bantuan dan menahan aktivis tanpa dasar hukum yang jelas.
Kondisi Gaza sendiri semakin memprihatinkan. Lebih dari 2 juta warga Palestina hidup di bawah blokade ketat sejak 2007. Akses makanan, obat-obatan, air bersih, dan energi sangat terbatas. PBB berulang kali memperingatkan bahwa Gaza berada di ambang krisis kemanusiaan yang parah.
Aksi Solidaritas di Indonesia
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang konsisten mendukung perjuangan Palestina. Berbagai aksi solidaritas kerap digelar di kota-kota besar, mulai dari Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Makassar.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang konsisten mendukung perjuangan Palestina. Berbagai aksi solidaritas kerap digelar di kota-kota besar, mulai dari Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Makassar.
Khusus di Jakarta, kawasan sekitar Monas dan Kedubes AS kerap menjadi titik utama unjuk rasa. Hal ini tidak terlepas dari peran AS sebagai sekutu utama Israel, yang sering memberikan dukungan politik, ekonomi, dan militer dalam konflik di Timur Tengah.
Para peserta aksi di Jakarta kali ini menegaskan bahwa solidaritas bukan hanya sebatas retorika, melainkan aksi nyata untuk terus menekan Israel agar menghentikan blokade dan kekerasan di Gaza.
Suara Rakyat: Solidaritas Tidak Boleh Padam
Bagi para demonstran, aksi ini menjadi pengingat bahwa isu Palestina adalah isu kemanusiaan, bukan sekadar politik. Banyak di antara mereka yang datang dari berbagai latar belakang profesi, usia, hingga organisasi masyarakat.
Bagi para demonstran, aksi ini menjadi pengingat bahwa isu Palestina adalah isu kemanusiaan, bukan sekadar politik. Banyak di antara mereka yang datang dari berbagai latar belakang profesi, usia, hingga organisasi masyarakat.
“Kami tidak akan berhenti bersuara. Gaza tidak boleh dibiarkan sendirian. Kita semua punya tanggung jawab moral,” ujar salah satu peserta aksi yang membawa anak-anaknya untuk ikut serta.
Peserta lain mengungkapkan bahwa aksi seperti ini penting untuk terus dilakukan agar publik internasional tidak melupakan tragedi kemanusiaan di Gaza. “Kalau kita diam, itu artinya kita ikut membiarkan kezaliman. Aksi ini adalah cara kita menunjukkan bahwa Palestina tidak sendirian,” katanya.
Desakan pada Pemerintah Indonesia
Sejumlah tokoh masyarakat dan organisasi yang ikut dalam aksi juga mendorong pemerintah Indonesia mengambil langkah diplomatik yang lebih keras. Mereka menilai kecaman saja tidak cukup untuk menghentikan agresi Israel.
Sejumlah tokoh masyarakat dan organisasi yang ikut dalam aksi juga mendorong pemerintah Indonesia mengambil langkah diplomatik yang lebih keras. Mereka menilai kecaman saja tidak cukup untuk menghentikan agresi Israel.
Beberapa desakan yang muncul antara lain:
- Mendorong pemutusan hubungan diplomatik internasional dengan Israel melalui forum OKI dan BRICS.
- Mengajukan sanksi ekonomi global terhadap perusahaan yang mendukung Israel.
- Mengupayakan intervensi kemanusiaan agar bantuan segera masuk ke Gaza.
- Mengangkat isu Gaza di forum PBB dengan lebih aktif.
Menurut mereka, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia memiliki posisi penting untuk menjadi motor penggerak solidaritas internasional.
Aksi solidaritas di depan Kedutaan Besar AS di Jakarta pada Jumat (3/10/2025) menunjukkan bahwa isu Palestina masih menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia. Dengan semangat persatuan, massa menyuarakan tuntutan agar dunia internasional segera menghentikan penderitaan rakyat Gaza.
Aksi solidaritas di depan Kedutaan Besar AS di Jakarta pada Jumat (3/10/2025) menunjukkan bahwa isu Palestina masih menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia. Dengan semangat persatuan, massa menyuarakan tuntutan agar dunia internasional segera menghentikan penderitaan rakyat Gaza.
Di tengah blokade Israel yang semakin menjerat, suara rakyat dari berbagai belahan dunia, termasuk Jakarta, adalah pengingat bahwa perjuangan kemanusiaan tidak boleh padam. Solidaritas lintas bangsa dan agama untuk Palestina terus menguat, menandakan bahwa meski jarak membentang jauh, hati nurani tetap terpanggil untuk membela keadilan. (fntv)
Posting Komentar untuk "Aksi Solidaritas Palestina Padati Kedubes AS Jakarta, Seruan Bebaskan Gaza Bergema"