Israel Blokade Jalan Utama Gaza, Puluhan Warga Palestina Tewas dalam Serangan Udara
Framing NewsTV - Situasi di Jalur Gaza kembali memanas setelah tank-tank Israel dilaporkan memblokir jalan utama menuju Kota Gaza. Langkah ini membuat ribuan warga sipil Palestina yang berada di pusat kota semakin terjebak dan sulit mengakses wilayah lain. Tentara Israel tidak hanya membangun barikade, tetapi juga menimbun jalan dengan penghalang pasir untuk mempersempit pergerakan warga sipil.
Aksi Militer Israel di Jalur Gaza Semakin Meningkat
Seorang warga Gaza yang berhasil diwawancarai media internasional menyebutkan, “Warga diizinkan keluar, tetapi mereka yang pergi untuk mencari makanan tidak lagi diizinkan untuk kembali.” Kondisi ini menambah penderitaan rakyat Palestina yang sudah terhimpit akibat serangan udara dan darat sejak beberapa pekan terakhir.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menegaskan bahwa langkah ini merupakan “kesempatan terakhir bagi warga Gaza yang ingin pindah ke selatan.” Menurutnya, strategi itu dilakukan agar pasukan Hamas di Kota Gaza semakin terisolasi, sementara warga sipil dipaksa bergerak ke wilayah selatan. Namun, banyak pihak menilai kebijakan ini justru merupakan upaya sistematis untuk mengosongkan Kota Gaza dari warganya dan memperburuk krisis kemanusiaan.
Pemeriksaan Ketat terhadap Warga Palestina
Selain memblokade jalan, tentara Israel juga melakukan pemeriksaan ketat terhadap warga Palestina yang keluar dari Kota Gaza. Menteri Pertahanan Israel Katz menyatakan, setiap warga yang meninggalkan Kota Gaza akan melalui proses verifikasi oleh militer.
Selain memblokade jalan, tentara Israel juga melakukan pemeriksaan ketat terhadap warga Palestina yang keluar dari Kota Gaza. Menteri Pertahanan Israel Katz menyatakan, setiap warga yang meninggalkan Kota Gaza akan melalui proses verifikasi oleh militer.
Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa warga Palestina yang dianggap mencurigakan bisa ditahan tanpa alasan jelas. Organisasi hak asasi manusia menilai praktik ini sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional, terutama Konvensi Jenewa yang melindungi warga sipil di wilayah konflik.
Langkah Israel ini juga dinilai sebagai bagian dari strategi untuk menekan Hamas dengan mengorbankan rakyat Palestina. “Ini bukan hanya soal militer, tetapi bentuk collective punishment (hukuman kolektif) yang dilarang oleh hukum internasional,” kata seorang pakar hukum HAM yang dikutip Al Jazeera.
Serangan Udara Israel Sebabkan Puluhan Korban Jiwa
Sementara blokade darat terus dilakukan, serangan udara Israel ke Gaza juga tidak berhenti. Berdasarkan laporan rumah sakit lokal, sedikitnya 45 warga Palestina tewas dalam serangan udara sejak fajar pada Kamis (2/10/2025).
Sementara blokade darat terus dilakukan, serangan udara Israel ke Gaza juga tidak berhenti. Berdasarkan laporan rumah sakit lokal, sedikitnya 45 warga Palestina tewas dalam serangan udara sejak fajar pada Kamis (2/10/2025).
Korban tersebut termasuk 13 orang yang tewas saat berusaha mencari bantuan di wilayah selatan Jalur Gaza. Insiden ini menggambarkan betapa sulitnya warga Palestina untuk mendapatkan pasokan makanan dan kebutuhan pokok lainnya di tengah kondisi perang.
Selain itu, di wilayah Deir el-Balah, serangan udara Israel menewaskan sembilan orang, sebagian besar perempuan. Mereka meninggal ketika sebuah rumah menjadi sasaran tembakan langsung dari jet tempur Israel. Sementara itu, tiga orang lainnya dilaporkan tewas setelah serangan udara menghantam tenda pengungsi di kota yang sama.
Rumah Sakit Al-Aqsa mengonfirmasi bahwa jumlah korban terus bertambah seiring intensitas serangan yang semakin meningkat. Kondisi rumah sakit juga semakin memprihatinkan karena kekurangan obat-obatan, bahan bakar untuk generator, hingga pasokan listrik yang terbatas.
Situasi Kritis di Rumah Sakit Gaza
Di Kota Gaza bagian utara, Rumah Sakit al-Shifa menjadi salah satu pusat kesehatan yang masih bertahan di tengah gempuran serangan darat dan udara. Namun, tenaga medis melaporkan bahwa mereka mengalami kesulitan besar untuk menjangkau pasien.
Di Kota Gaza bagian utara, Rumah Sakit al-Shifa menjadi salah satu pusat kesehatan yang masih bertahan di tengah gempuran serangan darat dan udara. Namun, tenaga medis melaporkan bahwa mereka mengalami kesulitan besar untuk menjangkau pasien.
Seorang petugas medis menyebutkan bahwa mereka hanya menerima satu jenazah dan beberapa korban luka pada Kamis pagi, tetapi angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah. “Kami sulit mengevakuasi pasien karena invasi darat dan pemboman besar-besaran,” kata seorang dokter di al-Shifa.
Rumah sakit di Gaza kini berfungsi lebih dari kapasitas normalnya. Banyak ruang rawat inap yang penuh sesak, sementara tenda darurat didirikan di halaman rumah sakit untuk menampung korban baru. Situasi ini diperparah dengan berkurangnya pasokan listrik, oksigen, dan obat-obatan vital.
WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menyebutkan bahwa sistem kesehatan Gaza berada di ambang kehancuran total. Jika kondisi ini berlanjut, ribuan pasien tidak akan mendapatkan layanan medis yang layak.
Analisis Militer: Strategi Israel untuk Isolasi Hamas
Analis militer menilai bahwa blokade jalan utama Kota Gaza adalah bagian dari strategi Israel untuk memisahkan Hamas dari warga sipil. Dengan menutup akses ke utara, pasukan Israel berharap dapat mempersempit ruang gerak Hamas dan memaksanya berperang tanpa dukungan logistik.
Analis militer menilai bahwa blokade jalan utama Kota Gaza adalah bagian dari strategi Israel untuk memisahkan Hamas dari warga sipil. Dengan menutup akses ke utara, pasukan Israel berharap dapat mempersempit ruang gerak Hamas dan memaksanya berperang tanpa dukungan logistik.
Namun, strategi ini menuai kritik keras dari berbagai pihak. Banyak yang menilai bahwa langkah Israel justru lebih banyak menyasar warga sipil ketimbang militan Hamas. Dengan melarang warga kembali ke Kota Gaza setelah mencari makanan, Israel secara tidak langsung menggunakan kelaparan sebagai senjata perang.
PBB sebelumnya telah memperingatkan bahwa penggunaan kelaparan sebagai alat perang termasuk ke dalam kategori kejahatan perang. Situasi di Gaza pun berpotensi menjadi bukti kuat dalam forum internasional terkait pelanggaran hukum humaniter oleh Israel.
Reaksi Internasional dan Kecaman Global
Kebijakan Israel yang memblokir jalan utama Gaza dan serangan udara tanpa henti telah memicu kecaman global. Beberapa negara, termasuk Turki, Afrika Selatan, dan Malaysia, mengecam keras tindakan Israel yang dinilai semakin memperburuk krisis kemanusiaan.
Kebijakan Israel yang memblokir jalan utama Gaza dan serangan udara tanpa henti telah memicu kecaman global. Beberapa negara, termasuk Turki, Afrika Selatan, dan Malaysia, mengecam keras tindakan Israel yang dinilai semakin memperburuk krisis kemanusiaan.
Organisasi kemanusiaan internasional juga menyuarakan keprihatinan. Amnesty International menyebut blokade jalan utama dan serangan udara yang menewaskan puluhan warga sipil sebagai bentuk kejahatan perang. Mereka menuntut Dewan Keamanan PBB segera mengambil langkah konkret untuk menghentikan agresi Israel.
Sementara itu, ribuan massa di berbagai negara kembali menggelar aksi solidaritas untuk Palestina. Di Jakarta, London, hingga New York, demonstrasi besar menuntut Israel menghentikan blokade Gaza dan menyerukan dukungan penuh bagi kemerdekaan Palestina.
Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Parah
Dengan blokade baru dan meningkatnya serangan udara, kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin parah. Ratusan ribu warga terpaksa mengungsi ke wilayah selatan, namun wilayah tersebut juga tidak sepenuhnya aman dari serangan Israel.
Dengan blokade baru dan meningkatnya serangan udara, kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin parah. Ratusan ribu warga terpaksa mengungsi ke wilayah selatan, namun wilayah tersebut juga tidak sepenuhnya aman dari serangan Israel.
Persediaan makanan, air bersih, dan obat-obatan menipis. Lembaga PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa Gaza sedang menghadapi bencana kemanusiaan terbesar dalam sejarahnya.
“Setiap hari kami melihat lebih banyak anak-anak yang kelaparan, keluarga yang kehilangan rumah, dan rumah sakit yang tidak bisa lagi menampung korban,” ujar seorang pejabat UNRWA.
Situasi ini memunculkan kekhawatiran bahwa jika tidak ada gencatan senjata segera, jumlah korban sipil akan terus meningkat secara signifikan.
Blokade jalan utama Kota Gaza oleh tank-tank Israel dan larangan bagi warga untuk kembali setelah mencari makanan menjadi bukti nyata betapa sulitnya kehidupan rakyat Palestina saat ini. Ditambah dengan serangan udara yang menewaskan puluhan orang hanya dalam satu hari, penderitaan warga Gaza kian dalam.
Langkah Israel yang mengisolasi Hamas dengan mengorbankan warga sipil menuai kecaman keras dari dunia internasional. Namun, tanpa adanya intervensi global yang lebih tegas, krisis kemanusiaan di Gaza diperkirakan akan terus memburuk. (fntv)
Posting Komentar untuk "Israel Blokade Jalan Utama Gaza, Puluhan Warga Palestina Tewas dalam Serangan Udara"