Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla, Dunia Kecam Keras Tindakan Blokade Bantuan Gaza
Framing NewsTV - Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali memanas setelah Israel mencegat armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Armada yang terdiri dari puluhan kapal tersebut sejatinya mengangkut berbagai kebutuhan pokok, obat-obatan, hingga relawan internasional yang datang dari berbagai negara.
Israel Hentikan Armada Bantuan Global Sumud Flotilla
Dilansir dari AFP dan Al Arabiya, Jumat (3/10/2025), aksi pencegatan dilakukan secara serentak terhadap lebih dari 40 kapal. Salah satu kapal yang menjadi sorotan adalah Marinette, kapal terakhir yang berhasil bertahan hingga akhirnya dicegat pada pukul 10.29 pagi waktu setempat atau sekitar 07.29 GMT. Lokasi pencegatan berada di jarak sekitar 42,5 mil laut dari Gaza.
Dalam pernyataan resminya, pihak Global Sumud Flotilla menegaskan bahwa para penumpang kapal, yang terdiri dari aktivis, politisi, hingga relawan kemanusiaan dari berbagai belahan dunia, telah ditahan secara tidak sah. “Para penumpang kapal-kapal itu diculik dengan cara yang melanggar hukum,” demikian keterangan tertulis dari pihak penyelenggara misi flotilla.
Langkah Israel tersebut sontak menuai kecaman keras dari berbagai negara. Banyak pihak menilai tindakan ini bukan hanya sekadar penghadangan, melainkan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional.
DPR RI: Israel Langgar Hukum Internasional
Kecaman juga datang dari Indonesia. Anggota Komisi I DPR RI, Syamsu Rizal, menegaskan bahwa apa yang dilakukan Israel adalah bentuk pelanggaran berat terhadap konvensi internasional. Ia menyoroti bahwa tindakan blokade, penahanan aktivis, dan penghambatan jalur bantuan kemanusiaan sama sekali tidak dapat dibenarkan.
Kecaman juga datang dari Indonesia. Anggota Komisi I DPR RI, Syamsu Rizal, menegaskan bahwa apa yang dilakukan Israel adalah bentuk pelanggaran berat terhadap konvensi internasional. Ia menyoroti bahwa tindakan blokade, penahanan aktivis, dan penghambatan jalur bantuan kemanusiaan sama sekali tidak dapat dibenarkan.
“Apa yang dilakukan oleh Israel itu dengan memblokade, kemudian menghambat, bahkan menangkap aktivis internasional, pada dasarnya adalah pelanggaran hukum internasional. Israel telah melanggar Konvensi Jenewa, hukum humaniter internasional, Piagam PBB, hingga surat ketetapan Dewan Keamanan,” tegas Syamsu Rizal saat dihubungi, Jumat (3/10).
Lebih lanjut, ia mendorong agar Indonesia tidak tinggal diam. Syamsu meminta pemerintah menginisiasi langkah diplomasi yang lebih konkret dengan mengajak BRICS dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
“Jika negara-negara dunia serempak memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, maka kesewenang-wenangan ini dapat dihentikan. Israel telah mengganggu pola relasi internasional dengan tindakannya yang tidak beradab,” ujarnya.
Syamsu Rizal juga mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga internasional lain untuk bertindak nyata. Menurutnya, kecaman tidak cukup jika tidak disertai dengan sanksi tegas dan langkah konkret untuk menghentikan aksi Israel.
Malaysia: Anwar Ibrahim Desak Pembebasan Aktivis
Dari Malaysia, Perdana Menteri Anwar Ibrahim menjadi salah satu pemimpin dunia yang paling vokal menyuarakan protes. Ia menegaskan bahwa relawan Malaysia yang ikut serta dalam misi flotilla telah ditahan secara tidak adil oleh otoritas Israel.
Dari Malaysia, Perdana Menteri Anwar Ibrahim menjadi salah satu pemimpin dunia yang paling vokal menyuarakan protes. Ia menegaskan bahwa relawan Malaysia yang ikut serta dalam misi flotilla telah ditahan secara tidak adil oleh otoritas Israel.
Dalam keterangannya di Kuala Lumpur, Anwar menyebut bahwa dirinya sudah berkomunikasi langsung dengan sejumlah pemimpin dunia, termasuk Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.
“Hingga sore ini, saya telah berdiskusi dengan tiga pemimpin dunia tersebut untuk mendapatkan dukungan mereka dalam menuntut pembebasan segera para relawan dan aktivis Malaysia yang ditahan secara tidak adil,” kata Anwar, dikutip dari Antara, Jumat (3/10).
Selain itu, Anwar juga menjalin komunikasi intensif dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, untuk mendesak intervensi segera. “Saya tegaskan kembali bahwa kekejaman dan agresi Israel harus dihentikan. Kami menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat seluruh tahanan, serta memastikan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza tanpa hambatan,” tambahnya.
Afrika Selatan: Cucu Nelson Mandela Ikut Ditahan
Kecaman keras juga datang dari Afrika Selatan (Afsel). Presiden Cyril Ramaphosa menyampaikan keprihatinan mendalam setelah mengetahui bahwa salah satu aktivis yang ditahan Israel adalah cucu mendiang Nelson Mandela, tokoh legendaris perjuangan anti-apartheid.
Kecaman keras juga datang dari Afrika Selatan (Afsel). Presiden Cyril Ramaphosa menyampaikan keprihatinan mendalam setelah mengetahui bahwa salah satu aktivis yang ditahan Israel adalah cucu mendiang Nelson Mandela, tokoh legendaris perjuangan anti-apartheid.
Ramaphosa menilai tindakan Israel sebagai bentuk pelecehan terhadap solidaritas global. “Pencegatan Global Sumud Flotilla merupakan pelanggaran berat terhadap upaya internasional untuk meringankan penderitaan rakyat Gaza,” katanya pada Kamis (2/10).
Afsel sendiri telah melayangkan gugatan ke Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida yang dilakukan Israel dalam konflik Gaza. Langkah Israel mencegat kapal bantuan semakin memperkuat argumen bahwa negara tersebut melakukan tindakan yang sistematis untuk menekan warga Palestina.
Turki: Erdogan Sebut Israel Lakukan Pembajakan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tidak tinggal diam. Dalam pidatonya, ia menyebut pencegatan armada flotilla sebagai bentuk “pembajakan laut” yang dilakukan oleh Israel. Erdogan menegaskan bahwa langkah tersebut menunjukkan kepanikan rezim Netanyahu untuk menutupi kejahatannya di Gaza.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tidak tinggal diam. Dalam pidatonya, ia menyebut pencegatan armada flotilla sebagai bentuk “pembajakan laut” yang dilakukan oleh Israel. Erdogan menegaskan bahwa langkah tersebut menunjukkan kepanikan rezim Netanyahu untuk menutupi kejahatannya di Gaza.
“Pemerintah Netanyahu yang melakukan genosida tidak dapat menoleransi sekecil apa pun peluang perdamaian. Armada Global Sumud Flotilla sekali lagi membuktikan kepada dunia tentang kebrutalan Israel,” kata Erdogan dilansir Al Jazeera.
Turki, lanjutnya, akan terus mendukung rakyat Palestina dengan segala cara, termasuk mendesak gencatan senjata segera serta memastikan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. “Kami tidak akan meninggalkan saudara-saudara Palestina kami. Turki akan terus bekerja keras untuk mengamankan perdamaian,” ujarnya.
Israel dalam Sorotan Dunia
Insiden pencegatan armada Global Sumud Flotilla ini menjadi sorotan global. Sejumlah organisasi kemanusiaan internasional, aktivis hak asasi manusia, hingga pengamat politik internasional menilai bahwa Israel telah menutup ruang kemanusiaan.
Insiden pencegatan armada Global Sumud Flotilla ini menjadi sorotan global. Sejumlah organisasi kemanusiaan internasional, aktivis hak asasi manusia, hingga pengamat politik internasional menilai bahwa Israel telah menutup ruang kemanusiaan.
Langkah Israel menghentikan bantuan menambah daftar panjang kritik internasional terhadap kebijakan blokade Gaza yang sudah berlangsung belasan tahun. Sejak 2007, Israel bersama Mesir memberlakukan pembatasan ketat terhadap masuknya barang dan orang ke Gaza.
Hasilnya, lebih dari 2 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. PBB mencatat bahwa sebagian besar warga bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.
Tuntutan Internasional
Pasca pencegatan, desakan terhadap Israel semakin kuat. Negara-negara besar di Asia, Afrika, hingga Eropa meminta Israel menghormati hukum internasional dan membuka jalur bantuan.
Pasca pencegatan, desakan terhadap Israel semakin kuat. Negara-negara besar di Asia, Afrika, hingga Eropa meminta Israel menghormati hukum internasional dan membuka jalur bantuan.
Beberapa seruan juga mengarah pada sanksi internasional yang lebih keras terhadap Israel, termasuk embargo ekonomi, pemutusan hubungan diplomatik, hingga langkah hukum di Mahkamah Internasional.
Dunia menunggu langkah nyata dari PBB dan Dewan Keamanan. Banyak pihak menilai bahwa jika hanya berhenti pada kecaman, maka Israel akan terus bertindak sewenang-wenang.
Aksi Israel mencegat armada Global Sumud Flotilla bukan hanya persoalan politik, tetapi juga menyangkut kemanusiaan. Di tengah penderitaan warga Gaza yang membutuhkan bantuan mendesak, pencegatan kapal-kapal bantuan ini menjadi bukti bahwa konflik Palestina-Israel semakin jauh dari kata damai.
Kecaman dunia internasional, mulai dari Indonesia, Malaysia, Turki, Afrika Selatan, hingga organisasi global lainnya, menunjukkan bahwa solidaritas untuk Gaza masih sangat kuat. Namun, tanpa langkah nyata berupa sanksi tegas dan tekanan diplomatik kolektif, Israel kemungkinan besar akan terus melanjutkan kebijakan kerasnya di kawasan tersebut.
Kini, perhatian dunia tertuju pada bagaimana komunitas internasional merespons. Apakah sekadar mengutuk, atau benar-benar mengambil langkah tegas untuk menegakkan keadilan di Jalur Gaza. (fntv)
Posting Komentar untuk "Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla, Dunia Kecam Keras Tindakan Blokade Bantuan Gaza"