Momen Haru dan Hormat, Mahasiswa Palestina Nyanyikan Lagu Kebangsaan di Unhan RI
Framing NewsTV, Bogor – Suasana hening yang penuh makna menyelimuti ruang makan Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) di Bogor saat tiga lagu kebangsaan – Pakistan, Indonesia, dan Palestina – berkumandang secara berurutan dalam sebuah jamuan makan kenegaraan yang sarat nilai kemanusiaan dan persaudaraan antarbangsa.
Acara ini bukan sekadar rangkaian formal diplomatik, tetapi sebuah peristiwa simbolik yang menyatukan semangat solidaritas, penghormatan, dan harapan akan perdamaian global. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, yang juga menjabat sebagai Panglima Tertinggi Pertahanan Negara, hadir langsung mendampingi tamu kehormatan dari negara sahabat. Hadir pula Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, serta para pejabat tinggi negara, duta besar, kadet pertahanan, dan mahasiswa Unhan dari berbagai negara.
Tiga Lagu, Tiga Simbol Persatuan
Acara dimulai dengan lantunan lagu kebangsaan Pakistan, sebagai bentuk penghormatan kepada Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, yang berdiri di sisi Prabowo Subianto. Saat alunan musik mengisi ruangan, wajah Khawaja Asif tampak terharu. Dengan kepala menunduk perlahan, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas gestur penghormatan yang mendalam tersebut.
Tak lama kemudian, gema lagu Indonesia Raya memenuhi ruangan. Semua yang hadir berdiri tegak, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia dengan semangat dan kebanggaan. Momentum ini mempertegas peran Indonesia sebagai tuan rumah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan dan kehormatan dalam hubungan antarnegara.
Namun, yang paling menyentuh adalah saat sekelompok mahasiswa asal Palestina, yang tengah menempuh pendidikan di Unhan, diminta maju ke depan. Mereka tidak hanya berdiri; mereka memimpin langsung hadirin menyanyikan lagu kebangsaan Palestina.
Suara mereka bergema lantang, penuh harapan dan semangat yang membara. Dalam sekejap, suasana berubah menjadi sangat emosional. Beberapa hadirin tampak berkaca-kaca, menyaksikan simbol kuat dari empati dan solidaritas yang diperlihatkan oleh Indonesia kepada perjuangan rakyat Palestina.
Prabowo dan Unhan RI: Panggung Diplomasi Kemanusiaan
Peristiwa tersebut menjadi lebih dari sekadar bagian dari protokol kenegaraan. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Unhan RI tampil bukan hanya sebagai institusi pendidikan pertahanan, tetapi juga sebagai panggung diplomasi kemanusiaan yang kuat.
Pesan moral dan politik yang dikirim dari Unhan RI hari itu begitu kuat: bahwa Indonesia bukan hanya peduli pada pertahanan dan keamanan dalam konteks militer, tetapi juga memiliki komitmen mendalam terhadap nilai-nilai perdamaian, solidaritas antarbangsa, dan keadilan global.
Langkah ini sejalan dengan strategi besar Prabowo untuk menjadikan sektor pertahanan sebagai kekuatan lunak (soft power) Indonesia di mata dunia. Melalui pendidikan, pertukaran budaya, dan interaksi antarmahasiswa dari berbagai negara, Unhan bertransformasi menjadi jembatan perdamaian dan simbol persatuan lintas batas.
Unhan RI, Rumah Bagi Para Pemimpin Masa Depan
Unhan RI kini bukan hanya tempat mencetak kader militer dan pertahanan nasional, tetapi juga rumah intelektual bagi generasi muda dari berbagai negara yang ingin menimba ilmu dan semangat kolaborasi global. Para mahasiswa dari Palestina, Pakistan, Malaysia, dan negara sahabat lainnya, hidup berdampingan dalam semangat kebersamaan, saling menghormati budaya dan latar belakang satu sama lain.
Acara tersebut menjadi momen pengingat bahwa diplomasi tidak selalu berlangsung di ruang rapat atau kantor-kantor kementerian luar negeri, tapi juga dapat terjalin hangat di ruang makan sederhana, dalam bentuk nyanyian kebangsaan yang menyentuh jiwa.
Tiga Lagu, Satu Pesan: Perdamaian Dunia
Dengan harmoni tiga lagu kebangsaan – Pakistan, Indonesia, dan Palestina – yang dinyanyikan bersama, Unhan RI mengirimkan pesan yang begitu kuat kepada dunia: bahwa persatuan, saling menghargai, dan rasa kemanusiaan adalah fondasi dari perdamaian global.
Di tengah dinamika geopolitik yang penuh ketegangan, Indonesia menunjukkan bahwa diplomasi bisa dilakukan dengan cara yang penuh penghormatan, bermartabat, dan menyentuh hati. Prabowo Subianto, lewat kebijakan dan pendekatan humanisnya, memperlihatkan bahwa kekuatan sebuah negara tidak hanya diukur dari alutsista, tetapi juga dari ketulusan dan solidaritasnya terhadap bangsa lain.
Dalam harmoni itu, Unhan RI menjadi suara moral dari Indonesia kepada dunia: bahwa dengan berdiri bersama, menyanyikan lagu satu sama lain, kita bukan hanya menunjukkan rasa hormat, tetapi juga membangun harapan untuk dunia yang lebih damai dan adil. (fntv)