Puan Maharani Desak Evaluasi Nasional Atasi Darurat Perundungan di Sekolah
Jakarta, Framing NewsTV - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap meningkatnya kasus perundungan (bullying) yang terjadi di berbagai tingkat pendidikan di Indonesia. Fenomena ini kembali menjadi sorotan setelah sejumlah insiden tragis terjadi dalam beberapa bulan terakhir, termasuk kasus yang menimpa MH (13), siswa SMPN 19 Tangerang Selatan yang meninggal dunia akibat luka serius dan trauma yang diduga disebabkan oleh tindakan bullying. Tragedi tersebut memicu gelombang simpati sekaligus kemarahan publik atas lemahnya pengawasan dan penanganan terhadap kekerasan antar pelajar.
Dalam keterangannya kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa (18/11), Puan Maharani menegaskan bahwa kasus-kasus terbaru menunjukkan situasi darurat dalam dunia pendidikan nasional. Menurutnya, maraknya kembali tindakan kekerasan di sekolah menandakan adanya masalah sistemik yang harus dibenahi secara menyeluruh. Ia menekankan bahwa praktik perundungan tidak boleh dibiarkan berulang karena dapat merusak masa depan generasi muda Indonesia.
Puan menyatakan bahwa DPR akan segera menugaskan komisi terkait untuk berkoordinasi dengan pemerintah, kementerian, dan lembaga yang memiliki kewenangan dalam pengawasan pendidikan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya evaluasi nasional yang mencakup penyusunan strategi pencegahan, penguatan regulasi, serta peningkatan keamanan dan kenyamanan di lingkungan sekolah. Ia menegaskan bahwa kerja sama lintas lembaga menjadi kunci agar berbagai persoalan dapat diselesaikan secara komprehensif.
Dalam pernyataannya, Puan juga menyoroti pentingnya melibatkan tenaga profesional dalam proses evaluasi, mulai dari psikolog hingga psikiater. Menurutnya, penanganan kasus perundungan tidak boleh hanya fokus pada aspek hukum atau disiplin semata, tetapi harus mencakup kondisi psikologis korban, pelaku, dan lingkungan sekitar. Ia menilai pendekatan holistik dibutuhkan karena bullying tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga mental dan emosional anak-anak.
Lebih lanjut, Puan menegaskan bahwa pelajar adalah aset bangsa dan simbol harapan masa depan. Untuk itu, segala bentuk kekerasan di lingkungan pendidikan harus dihentikan sepenuhnya. Ia mengingatkan bahwa sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi anak-anak untuk belajar, bukan ruang yang menimbulkan ketakutan atau tekanan mental. Puan menutup pernyataannya dengan menyerukan agar semua pihak, termasuk sekolah, pemerintah, orang tua, dan masyarakat, bersama-sama menjaga dan melindungi generasi penerus bangsa dari tindakan yang merugikan perkembangan mereka. (fntv)

Posting Komentar untuk "Puan Maharani Desak Evaluasi Nasional Atasi Darurat Perundungan di Sekolah"