Inilah Daftar Negara yang Menolak Kemerdekaan Palestina
1. Gencatan
Senjata Permanen di Gaza. PBB mendesak segera diberlakukannya gencatan senjata
penuh untuk menghentikan pertumpahan darah.
2. Pembebasan
Sandera. Semua sandera yang ditahan oleh Hamas harus segera dibebaskan tanpa
syarat, seiring dengan penghentian operasi militer Israel yang menargetkan
infrastruktur sipil.
3. Penarikan
Pasukan Israel. Israel didesak untuk menarik seluruh pasukannya dari wilayah
Palestina, terutama di Gaza dan Tepi Barat, sebagai syarat utama menuju
perdamaian yang berkelanjutan.
4. Perlucutan
Senjata Hamas. Hamas diminta untuk melucuti senjatanya dan menyerahkan kendali
pemerintahan di Gaza kepada Otoritas Palestina, sehingga Palestina memiliki
satu otoritas tunggal yang sah.
5. Pembentukan
Misi Stabilisasi PBB. PBB merekomendasikan pembentukan misi penjaga perdamaian
internasional untuk melindungi warga sipil, memperkuat aparat
keamanan Palestina, menjamin keamanan kedua belah pihak, dan
mendampingi proses politik menuju negara Palestina yang merdeka.
Meski dukungan begitu besar, masih ada 10 negara yang menolak deklarasi tersebut. Negara-negara itu adalah: Amerika Serikat, Israel, Hungaria, Argentina, Paraguay, Nauru, Micronesia, Palau, Papua Nugini dan Tonga.
Alasan penolakan mereka beragam, namun secara umum terkait dengan dukungan terhadap Israel, kekhawatiran akan penguatan Hamas, serta alasan politik luar negeri masing-masing.
Israel menolak keras resolusi ini dengan alasan sepihak dan tidak memperhatikan hak keamanan Israel. Pemerintah Israel menilai PBB tidak realistis karena tidak menekankan perlunya jaminan keamanan Israel dari ancaman teror.
Di bawah kepemimpinan Presiden Javier Milei, Argentina memilih berpihak penuh pada Israel dan AS. Milei adalah salah satu pemimpin paling pro-Israel di Amerika Latin. Paraguay pun mengikuti jejak serupa dengan alasan solidaritas politik dan strategi diplomatik kawasan.
Nauru, Palau, Micronesia, Papua Nugini, dan Tonga menolak karena memiliki hubungan diplomatik erat dengan AS dan Israel. Dalam banyak isu global, negara-negara kecil ini sering mengikuti sikap Washington.
Hungaria di bawah Viktor Orbán konsisten mendukung Israel dalam forum internasional. Budapest beralasan deklarasi ini tidak seimbang karena tidak menekankan hak Israel sebagai negara Yahudi yang berdaulat.
Selain penolakan, ada 12 negara yang memilih abstain, yaitu: Albania, Kamerun, Ekuador, Kongo, Ethiopia, Fiji, Guatemala, Moldova, Makedonia Utara, Samoa, Sudan Selatan dan Republik Ceko.
Negara-negara ini pada dasarnya mendukung prinsip solusi dua negara, namun memiliki beberapa catatan. Ada yang merasa deklarasi terlalu sepihak, ada yang menilai waktu pelaksanaannya tidak tepat, dan ada pula yang enggan terlibat langsung karena pertimbangan geopolitik.
Deklarasi ini menuai reaksi beragam dari komunitas internasional.
- Negara-negara Arab menyambut baik langkah PBB, menyebutnya sebagai tonggak baru untuk mengakhiri penjajahan. Arab Saudi bahkan menyebut deklarasi ini sebagai “peta jalan yang paling jelas dalam dua dekade terakhir.”
- Uni Eropa sebagian besar mendukung, meski ada perpecahan internal karena Hungaria menolak.
- Rusia dan Tiongkok mendukung deklarasi ini, menegaskan kembali sikap mereka yang pro-Palestina di forum internasional.
- Negara-negara berkembang di Asia dan Afrika mayoritas mendukung, karena melihat perjuangan Palestina sebagai cerminan perjuangan anti-kolonialisme.
Meski deklarasi telah disahkan dengan dukungan mayoritas, implementasinya di lapangan tidak akan mudah. Ada beberapa tantangan besar yang harus dihadapi:
1. Penolakan
Israel dan AS. Tanpa dukungan dua aktor utama ini, pelaksanaan resolusi akan
sulit. Israel kemungkinan besar tidak akan menarik pasukan tanpa jaminan
keamanan.
2. Perpecahan
Internal Palestina. Hamas masih menguasai Gaza, sementara Otoritas Palestina
memimpin Tepi Barat. Perbedaan ideologi dan kepentingan membuat solusi politik
menjadi lebih rumit.
3. Dukungan
Internasional. Misi Stabilisasi PBB membutuhkan mandat Dewan Keamanan. Namun,
AS sebagai anggota tetap bisa menggunakan hak veto untuk menggagalkan
implementasi misi tersebut.
4. Faktor Kemanusiaan. Situasi di Gaza sudah terlanjur parah. Infrastruktur hancur, jutaan warga menjadi pengungsi internal, dan akses bantuan kemanusiaan masih terbatas.
5. Dinamika Politik Regional. Konflik ini juga dipengaruhi oleh kepentingan negara-negara sekitar seperti Iran, Mesir, Turki, dan Qatar. Setiap pihak memiliki agenda masing-masing yang bisa memperlambat proses perdamaian.
Deklarasi ini juga menjadi simbol bahwa isu Palestina masih berada di jantung politik internasional, bukan isu yang terlupakan.
Dengan adanya dukungan global, tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat. Meski AS dan sekutunya menolak, diplomasi multilateral di PBB menunjukkan bahwa mayoritas dunia tetap mendukung hak Palestina untuk merdeka.
Deklarasi New York adalah salah satu upaya paling serius dari PBB untuk menghidupkan kembali solusi dua negara yang selama ini jalan di tempat. Dukungan luas dari 142 negara membuktikan adanya konsensus global, meski ditentang oleh segelintir negara kuat seperti Amerika Serikat dan Israel.
Posting Komentar untuk "Inilah Daftar Negara yang Menolak Kemerdekaan Palestina"