Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Digadang-Gadang Jadi Calon Rektor UHO, Ini Profil Lengkap Dr. Baru Sadarun, S.Pi., M.Si.



Jakarta, Framing NewsTV - Dr. Baru Sadarun, S.Pi., M.Si. adalah seorang akademisi terkemuka di Universitas Halu Oleo (UHO) yang selama bertahun-tahun mendedikasikan dirinya pada bidang kelautan, konservasi lingkungan, dan pengelolaan ekosistem pesisir. Ia lahir di Raha pada 23 Juli 1971. Saat ini ia berdomisili di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dan bekerja sebagai dosen pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo. Ia menyandang jabatan fungsional sebagai Lektor Kepala.  

Riwayat Pendidikan
Perjalanan akademiknya dimulai dengan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) di Universitas Sam Ratulangi pada tahun 1995 dengan bidang Ilmu dan Teknologi Kelautan. Ia melanjutkan studi magister (S-2) di Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam bidang Biologi Laut dan lulus pada tahun 1999. Dedikasi akademiknya berlanjut hingga meraih gelar doktor (S-3) di IPB pada tahun 2011 dengan bidang kajian Teknologi Kelautan.

Riwayat Jabatan
Dr. Baru Sadarun memiliki rekam jejak panjang dalam berbagai jabatan strategis, baik di lembaga pemerintah, lembaga profesional, maupun institusi akademik. Pada periode 2005–2011, ia dipercaya sebagai Kepala Seksi Rehabilitasi Ekosistem Laut di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia di Jakarta. Pada tahun 2010, ia menjabat sebagai Presiden Scientific Indonesia di POSSI—Gelora Bung Karno, Jakarta.

Sejak tahun 2018 hingga sekarang, ia aktif sebagai Instruktur Selam di sejumlah organisasi internasional dan nasional, yaitu ADSI (Association of Diving School International), ISTDA (International Science and Technology Diving Association), dan POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia).

Pada tahun 2019, ia dipercaya sebagai Asesor Terumbu Karang Indonesia oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Perannya berlanjut pada tahun 2020 sebagai Asesor Penyelaman Ilmiah Biologi Laut, juga melalui BNSP.

Pada tahun 2020, ia ditunjuk sebagai Kepala Pusat Penelitian Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Lembaga Penelitian Universitas Halu Oleo, kemudian pada tahun 2021 menjadi Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam dan Laut Dangkal di lembaga yang sama. Mulai 2021 hingga sekarang, ia menjabat sebagai Kepala Tempat Uji Kompetensi, bekerja sama dengan LIPI–BRIN, Universitas Halu Oleo, Bintang Samudra, dan Lembaga Sertifikasi KKP RI.

Pada tahun 2022, Dr. Baru Sadarun diangkat sebagai Ketua Jurusan Ilmu Kelautan FPIK UHO, sebuah jurusan yang telah berstatus Terakreditasi Unggul dan juga Terakreditasi Internasional. Selain itu, sejak tahun 2020 ia juga aktif sebagai Tenaga Ahli pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Pelatihan Luar Negeri
Kompetensinya dibentuk melalui berbagai pelatihan internasional. Pada tahun 2006, ia mengikuti pelatihan Fisheries Management di Kagoshima, Jepang, kemudian memperoleh pelatihan Management of Marine Protected Areas di Okinawa Jepang pada tahun 2007, keduanya diselenggarakan oleh JICA. Pada tahun 2008, ia mengikuti program pelatihan mengenai Assessment and Monitoring of Trochus, Tridacna, Sponge, Sea Cucumber, and Coral Reef di Australia yang difasilitasi Australian Institute of Marine Science. Pada tahun 2009, ia menerima pelatihan Underwater Tourism Management di Malaysia yang diselenggarakan oleh Asian Development Bank.

Kegiatan Dalam Negeri
Pada tahun 2010, ia terlibat dalam Training of Trainers for Marine Protected Area in Indonesia, diselenggarakan oleh NOAA dan USAID-CTSP. Tahun berikutnya, ia mengikuti pelatihan Training of Trainers for Coral Disease in Indonesian Sea Waters, difasilitasi GEF, CRTR, dan The University of Queensland Australia. Pada tahun 2025, Dr. Baru Sadarun menjadi Ketua Panitia Seminar Nasional bertema Transformasi Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi dalam Mendukung Ekonomi Biru, yang diselenggarakan FPIK UHO.

Publikasi Artikel Ilmiah
Selama karier akademiknya, ia menulis dan mempublikasikan sejumlah artikel ilmiah di berbagai jurnal nasional maupun internasional. Karyanya mencakup studi monitoring terumbu karang, kelimpahan biota laut, identifikasi penyakit karang, dominasi genera karang keras, analisis metabolit spons laut, penelitian anti-inflamasi, toksisitas, hingga kajian biologi molekuler dan farmakologi laut. Total terdapat 17 publikasi ilmiah dalam daftar CV, mulai dari tahun 2012 hingga 2025, termasuk dalam jurnal-jurnal bereputasi seperti Journal of Applied Pharmaceutical Science, Tropical Journal of Natural Product Research, hingga Pakistan Journal of Biological Sciences.

Pengalaman Membantu Pemerintah dalam Penyelesaian Kasus
Dr. Baru Sadarun juga aktif membantu pemerintah dalam penyelesaian berbagai kasus kerusakan lingkungan dan ekosistem laut. Pada tahun 2023, ia terlibat dalam negosiasi sengketa lingkungan hidup akibat kerusakan karang karena kandasnya kapal BG Nautika 25 di Banten (9 Maret 2023). Pada tahun yang sama, ia kembali dilibatkan dalam negosiasi terkait kerusakan karang akibat kandasnya kapal MT Edricko 3 di Cagar Alam Leuweung Sancang, Garut, Jawa Barat (6 Juni 2023).

Kemudian, pada 4 September 2023, ia menangani kasus kerusakan terumbu karang akibat kandasnya KM di Flores Timur, bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pada tahun 2025, ia melakukan verifikasi langsung di Raja Ampat terkait kasus perusakan lingkungan akibat kandasnya kapal Velocity di Pulau Wai, Kampung Arefi, Distrik Batanta Utara, Papua Barat Daya (10–15 Juli 2025).

Pengalaman Penulisan Buku
Dr. Baru Sadarun telah menulis banyak buku, khususnya yang berkaitan dengan identifikasi jenis karang dan teknik konservasi. Di antara karyanya adalah:
  • Identifikasi Jenis-Jenis Karang di Taman Nasional Laut Karimunjawa (2004) – Ketua
  • Identifikasi Jenis-Jenis Karang di perairan Mataram (2005) – Ketua
  • Pedoman Pelaksanaan Transplantasi Karang (2006) – Ketua
  • Identifikasi Jenis-Jenis Karang di Kawasan Konservasi Laut Kab. Muna (2006) – Ketua
  • Identifikasi Jenis-Jenis Karang di Taman Nasional Laut Raja Ampat, Papua (2006) – Ketua
  • Petunjuk Teknis Transplantasi Karang (2006) – Ketua
  • Identifikasi Jenis-Jenis Karang di perairan Kalimantan (2006) – Ketua
  • Interelasi Manusia dan Lingkungan Pesisir di Kepulauan Tiworo (2013) – Anggota
Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik
Pada tahun 2007, ia menjadi bagian penting dalam penyusunan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan, yang dilakukan di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Piagam Internasional
Kompetensi dan kontribusinya diakui secara internasional. Ia menerima piagam Man and Biosphere pada tahun 2001 dari UNESCO–PBB. Pada tahun yang sama, ia meraih penghargaan sebagai Peneliti Muda Terbaik di Bidang Penyelamatan Lingkungan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. (***)

Posting Komentar untuk "Digadang-Gadang Jadi Calon Rektor UHO, Ini Profil Lengkap Dr. Baru Sadarun, S.Pi., M.Si."