Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dr. Baru Sadarun dan Masa Depan UHO: Saatnya Kampus Dipimpin Figur Berintegritas dan Berprestasi



Jakarta, Framing NewsTV - Dr. Baru Sadarun, S.Pi., M.Si. adalah salah satu akademisi terkemuka Universitas Halu Oleo (UHO) yang dikenal luas atas kiprahnya dalam bidang ilmu kelautan, konservasi lingkungan, serta pengelolaan ekosistem pesisir. Lahir di Raha pada 23 Juli 1971, ia telah mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk pendidikan, penelitian, dan pelayanan publik, terutama dalam membangun kualitas sumber daya manusia serta menjaga keberlanjutan sumber daya laut Indonesia. Saat ini, ia menjabat sebagai Lektor Kepala dan dosen senior di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO, sekaligus menjadi salah satu figur akademik yang paling diperhitungkan dalam perjalanan pembangunan kampus tersebut.

Di tengah reputasinya yang terus berkembang, Dr. Baru Sadarun kini banyak disebut sebagai salah satu tokoh yang digadang-gadang bakal maju sebagai Calon Rektor Universitas Halu Oleo Periode 2025–2029. Dorongan ini muncul dari rekam jejak panjangnya dalam tata kelola akademik, kedisiplinan profesional, serta kontribusi nyata terhadap kemajuan institusi. Pengalaman kepemimpinan beliau sebagai Ketua Jurusan Ilmu Kelautan—yang berhasil membawa jurusan tersebut meraih akreditasi unggul dan akreditasi internasional—sering dianggap sebagai indikator kuat terhadap kapasitasnya memimpin UHO ke arah yang lebih maju, modern, dan berdaya saing global.

Perjalanan pendidikan Dr. Baru Sadarun dimulai dari Universitas Sam Ratulangi tempat ia menyelesaikan pendidikan sarjana pada tahun 1995, disusul dengan gelar magister Biologi Laut dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 1999. Komitmennya terhadap riset dan inovasi membawanya kembali ke IPB untuk meraih gelar doktor dalam bidang Teknologi Kelautan pada tahun 2011. Kekuatan akademik ini menjadi fondasi penting bagi berbagai terobosan ilmiah yang ia hadirkan, baik dalam penelitian biota laut, pengelolaan kawasan konservasi, bioteknologi kelautan, maupun kajian ekologi pesisir.

Di luar kampus, Dr. Baru Sadarun telah lama dikenal sebagai figur nasional dalam pengelolaan lingkungan laut. Selama periode 2005–2011, ia dipercaya menjabat sebagai Kepala Seksi Rehabilitasi Ekosistem Laut di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, sebuah posisi strategis yang memperkuat pemahamannya tentang kebijakan publik dan tata kelola sumber daya alam. Ia juga pernah menjabat Presiden Scientific Indonesia dalam organisasi POSSI, serta menjadi instruktur selam bersertifikasi internasional yang aktif membina kegiatan penyelaman ilmiah di Indonesia.

Keahliannya membuatnya dipercaya oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai Asesor Terumbu Karang Indonesia serta Asesor Penyelaman Ilmiah Biologi Laut. Di UHO, beliau juga pernah memimpin Pusat Penelitian Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Pusat Penelitian Laut Dalam dan Laut Dangkal, serta saat ini mengemban amanah sebagai Kepala Tempat Uji Kompetensi yang bekerja sama dengan BRIN dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kredibilitasnya yang tinggi membuat berbagai kementerian, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, sering melibatkan beliau sebagai tenaga ahli dalam penyelesaian persoalan-persoalan lingkungan hidup berskala nasional.

Kiprahnya dalam kancah internasional juga kuat. Ia mengikuti berbagai pelatihan bergengsi di Jepang, Australia, dan Malaysia yang memperdalam keahliannya dalam konservasi, monitoring biota laut, serta pengelolaan kawasan pesisir. Di dalam negeri, ia menjadi bagian penting dari berbagai program pelatihan nasional, termasuk kerja sama dengan NOAA, USAID, GEF, serta University of Queensland. Pada 2025, ia memimpin Seminar Nasional bertema Transformasi Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam Mendukung Ekonomi Biru, salah satu agenda akademik terbesar yang diselenggarakan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO.

Dalam dunia publikasi, Dr. Baru Sadarun termasuk akademisi produktif dengan puluhan artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal nasional dan internasional bereputasi. Penelitiannya berfokus pada konservasi terumbu karang, bioprospeksi senyawa bioaktif laut, ekologi pesisir, toksikologi, dan pengembangan metode pemantauan berbasis teknologi. Ia juga menulis sejumlah buku tentang identifikasi karang dan pedoman transplantasi karang yang diterbitkan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Kontribusinya terhadap negara terlihat jelas melalui keterlibatannya dalam berbagai penyelesaian kasus lingkungan hidup yang berdampak nasional, termasuk kerusakan terumbu karang akibat kapal kandas di Pandeglang, Garut, Flores Timur, dan Raja Ampat. Ia tidak hanya hadir sebagai verifikator lapangan, tetapi juga negosiator yang memberikan rekomendasi ilmiah untuk mendukung penyelesaian sengketa secara profesional dan berkeadilan.

Dr. Baru Sadarun juga memiliki sejarah penting dalam perumusan kebijakan nasional. Ia merupakan salah satu penyusun Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan—sebuah regulasi penting yang masih menjadi pilar kebijakan konservasi Indonesia. Kontribusinya telah mendapat pengakuan internasional, antara lain Piagam Man and Biosphere dari UNESCO-PBB dan penghargaan sebagai Peneliti Muda Terbaik Bidang Penyelamatan Lingkungan dari LIPI.

Dengan integritas akademik, pengalaman birokrasi, rekam jejak penelitian, serta kemampuan kepemimpinan yang kuat, tidak mengherankan apabila Dr. Baru Sadarun, S.Pi., M.Si. kini menjadi salah satu sosok yang paling dijagokan sebagai Calon Rektor Universitas Halu Oleo untuk periode 2025–2029. Figur ini dinilai mampu membawa UHO menuju transformasi yang lebih progresif dan berdaya saing, baik di tingkat nasional maupun internasional. (***)

Posting Komentar untuk "Dr. Baru Sadarun dan Masa Depan UHO: Saatnya Kampus Dipimpin Figur Berintegritas dan Berprestasi"