Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menkeu Purbaya Paparkan APBN KiTa September 2025



Framing NewsTV, Jakarta - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan optimisme terhadap prospek perekonomian global maupun nasional dalam konferensi pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) edisi September 2025, Senin (22/9/2025). Menurutnya, tanda-tanda pemulihan ekonomi dunia semakin terlihat seiring meningkatnya Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Global yang mencapai level 50,9 persen, menandakan kembalinya ekspansi pada sektor industri.

“Dengan membaiknya situasi global, aktivitas manufaktur dunia kembali ekspansif. Wilayah Eropa untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2022 mulai tumbuh. Selain itu, sebagian besar negara G20 dan ASEAN-6 juga menunjukkan performa yang cukup solid,” ujar Purbaya.

Pemulihan Global dan Dampaknya untuk Indonesia

Purbaya menilai tren positif PMI global juga dirasakan Indonesia. Indeks manufaktur Tanah Air kini kembali berada di zona ekspansi, yakni di atas 51. Kondisi ini dianggap sebagai sinyal penting bahwa industri dalam negeri masih mampu bertahan sekaligus memanfaatkan momentum perbaikan ekonomi global.

“Sepertinya global tidak seburuk yang ditakutkan selama ini. Mereka mulai recover. Kalau hitungan saya benar, siklus bisnis Amerika yang biasanya 10 tahun baru akan melambat sekitar 2030,” tambahnya.

Optimisme tersebut diperkuat dengan langkah The Federal Reserve (The Fed) yang memangkas suku bunga acuannya. Menurut Purbaya, kebijakan itu akan menjadi stimulus tambahan bagi perekonomian Amerika Serikat. Imbasnya, perbaikan ekonomi biasanya juga menjalar ke negara lain, seperti Tiongkok, Jepang, Korea, dan Indonesia.

“Bagaimanapun, Amerika masih merupakan mesin pertumbuhan utama ekonomi dunia,” tegasnya.

Kinerja Ekspor Indonesia Meningkat

Selain faktor eksternal, kinerja ekspor nasional juga memberikan dorongan signifikan. Berdasarkan data Bea Cukai, pada Agustus 2025, ekspor Indonesia mencatat tren peningkatan yang cukup kuat. Pertumbuhan terutama ditopang industri pengolahan logam dasar seperti nikel dan tembaga, yang menjadi komoditas andalan Indonesia di pasar global.

Secara kumulatif, total ekspor sejak Januari hingga Agustus 2025 tercatat tumbuh 7,8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tidak hanya itu, neraca perdagangan kumulatif pada periode yang sama melonjak 52,3 persen dibanding 2024.

“Ini pertumbuhan yang amat spektakuler. Walaupun ada faktor front loading akibat rencana tarif, tapi tetap saja tumbuh. Ini menunjukkan globalnya enggak jelek-jelek amat,” jelas Purbaya.

Fokus Menjaga Stabilitas Domestik

Meski perkembangan global dan ekspor cukup menjanjikan, Purbaya menekankan pentingnya menjaga stabilitas domestik. Ia menilai, pengelolaan ekonomi dalam negeri akan menjadi faktor penentu dalam mempertahankan momentum pertumbuhan di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian.

“Jadi sekarang kita tinggal fokus menjaga domestiknya seperti apa,” tandasnya.

Optimisme Purbaya sekaligus menjadi sinyal positif bahwa perekonomian Indonesia memiliki daya tahan yang kuat, dengan dukungan ekspor berbasis sumber daya alam, perbaikan industri manufaktur, serta momentum pemulihan global yang mulai terlihat nyata. (dha/fntv)


Posting Komentar untuk "Menkeu Purbaya Paparkan APBN KiTa September 2025"